SUNDAZ LOGO

SUNDAZ LOGO
Bikin Kaos 95rb saja desain suka-suka SABLON MANUAL & PRINTING 2lusin 45-65rb/pcs WA/CALL/SMS: 082240087948

LIKE THUMB

SABLON SATUAN

SABLON SATUAN
KAOS SABLON SATUAN

MUGH PRIST LIST

MUGH PRIST LIST
MUGH PRIST LIST

FACEBOOK ADMIN

WELCOME TO SUNDAZ CLOTHING



CATALOG WARNA KAOS POLOS COMBED O-NECK

CATALOG WARNA KAOS POLOS COMBED O-NECK
KAOS POLOS RP. 700.000/20pcs ( S-M-ML-L ) XL +5.000 XXL = +10.000 XXXL = +15.000 ------------------- S = 38x58cm M = 41x63cm ML = 44x65cm L = 50x69cm XL = 52x71cm XXL = 56x76cm XXXL = 67x76cm * Lengan Panjang * S = 38x58cm M = 41x63cm ML = 44x65cm L = 50x69cm XL = 52x71cm XXL = 56x76cm www.urangsundha.blogspot.com


Translate

Friday, March 15, 2013

SABLON SATUAN MANUAL DAN PRINTING PROMO HARGA 1 - 31 MARET 2013


Kaos satuan ‪#‎DTGPRINT‬
_____________________ 
Desain sesuka anda mau pake photo mertua juga bisa
Rp.95.000 dikaos hitam, 
Rp.85.000 dikaos putih,
Hargaa sudah termasuk kaos katun combet.
Size XL keatas +10.000.
Tangan panjang +15.000.
Minat chatt...
*************************************
__________________________
Kaos Satuan ‪#‎SABLON_MANUAL‬
__________________________ 
HARGA BIKIN 1pcs mULAI (1warna depan doank) RP. 95.000
HARGA BIKIN 2LUSIN Mulai RP. 45.000/pcs - Rp. 65.000/pcs
DTG Print & Sablon Manual 
********************************
================================
Kp. cikarees Ciawi - Tasikmalaya 
persis samping POS Pintu Kereta Api Cikarees/Karangasem
Ada gerbang tinggal masuk aja okehh grin emotikon
WA/SMS/CALL : 083826303081 / 082240087948
BBPIN : 207BD550 / 59094852
www.facebook.com/sundazclothing


KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR

All Photos

RENUNGAN

"Otak bagian intelek tidak memiliki hubungan urat syaraf dengan hati, usus, lambung dan sebagainya. Sehingga tingkat kepintaran tidak pasti mempengaruhi perkembangan kebaikhatian atau moralitas. Pun keserjanaan seseorang tidak relevan terhadap pengendalian nafsu perut." -Emha Ainun Nadjib-
"Ketika seseorang memberi dan menolong, itu bukan karena kasihan, tetapi karena dharma. Sepertihalnya pohon mangga yang menjatuhkan buahnya, dia tidak karena kasihan, melainkan karena memang seharusnyalah seperti itu." -Sujiwo Tejo-
"Cinta yang tanpa syarat hanya dimiliki oleh Tuhan, dan kemudian ia wariskan cinta semacam itu kepada makhluk yang bernama ibu." -Mario Teguh-
"Dari guruku, aku tidak mengharapkan pelajaran apa pun selain pelajaran merendahkan diri dan merendahkan hati. Jika ada seseorang yang memiliki kualitas kerendahan hati dalam arti yang sebenarnya, kepada merekalah aku datang berguru." -Prie GS-

SEJARAH INDUSTRI TEXTIL INDONESIA

INDUSTRI TESKTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA secara teknis dan struktur terbagi dalam tiga sektor industri yang lengkap, vertikal dan terintegrasi dari hulu sampai hilir, yaitu:

1. Sektor Industri Hulu (upstream), adalah industri yang memproduksi serat/fiber (natural fiber dan man-made fiber atau synthetic) dan proses pemintalan (spinning) menjadi produk benang (unblended dan blended yarn). Industrinya bersifat padat modal, full automatic, berskala besar, jumlah tenaga kerja realtif kecil dan out put pertenagakerjanya besar.

2. Sektor Industri Menengah (midstream), meliputi proses penganyaman (interlacing) benang enjadi kain mentah lembaran (grey fabric) melalui proses pertenunan (weaving) dan rajut (knitting) yang kemudian diolah lebih lanjut melalui proses pengolahan pencelupan (dyeing), penyempurnaan (finishing) dan pencapan (printing) menjadi kain-jadi. Sifat dari industrinya semi padat modal, teknologi madya dan modern – berkembang terus, dan jumlah tenaga kerjanya lebih besar dari sektor industri hulu.

3. Sektor Industri Hilir (downstream), adalah industri manufaktur pakaian jadi (garment) termasuk proses cutting, sewing, washing dan finishing yang menghasilkan ready-made garment. Pada sektor inilah yang paling banyak menyerap tenaga kerja sehingga sifat industrinya adalah padat karya.

KOMODITI INDUSTRI TPT INDONESIA berdasarkan ekspor dengan harmonize system (HS) 6 digit adalah sebagai berikut:

 Serat (fibres), yaitu serat alami (silk, wool, cotton) dan serat buatan (man-made fiber).

 Benang (yarn), yaitu silk, wool, cotton, filament, dan staple fiber.

 Kain (fabric), yaitu woven (silk, wool, cotton, filament, staple), felt, non-woven, woven file fabric, terry towelling fabric, gauze, tulle, lace, narrow woven fabric, woven badges, braids in the piece, woven fabric of metal thread, embroidery, quilted textile product, impregnated, coated covered atau laminated textile fabric, dan knitted fabric.

 Pakaian jadi (garment) dari knitted and non-knitted.

 Lainnya (others), yaitu carpet (floor covering, tapestry), wedding, thread cord, label, badges, braid & similar, house/tube textile, conveyor belt.

SEJARAH PERTEKSTILAN INDONESIA secara pasti sejak kapan awal keberadaan industri TPT di indonesia tidak dapat dipastikan, namun kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal menenun dan merajut pakaiannya sendiri sudah dimulai sejak adanya kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dalam bentuk kerajinan, yaitu tenun-menenun dan membatik yang hanya berkembang disekitar lingkungan istana dan juga ditujukan hanya untuk kepentingan seni dan budaya serta dikonsumsi/digunakan sendiri.

Sejarah pertekstilan Indonesia dapat dikatakan dimulai dari industri rumahan tahun 1929 dimulai dari sub-sektor pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting) dengan menggunakan alat Textile Inrichting Bandung (TIB) Gethouw atau yang dikenal dengan nama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang diciptakan oleh Daalennoord pada tahun 1926 dengan produknya berupa tekstil tradisional seperti sarung, kain panjang, lurik, stagen (sabuk), dan selendang. Penggunaan ATBM mulai tergeser oleh Alat Tenun Mesin (ATM) yang pertama kali digunakan pada tahun 1939 di Majalaya-Jawa Barat, dimana di daerah tersebut mendapat pasokan listrik pada tahun 1935. Dan sejak itu industri TPT Indonesia mulai memasuki era teknologi dengan menggunakan ATM.

Tahun 1960-an, sesuai dengan iklim ekonomi terpimpin, pemerintah Indonesia membentuk Organisasi Perusahaan Sejenis (OPS) yang antara lain seperti OPS Tenun Mesin; OPS Tenun Tangan; OPS Perajutan; OPS Batik; dan lain sebagainya yang dikoordinir oleh Gabungan Perusahaan Sejenis (GPS) Tekstil dimana pengurus GPS Tekstil tersebut ditetapkan dan diangkat oleh Menteri Perindustrian Rakyat dengan perkembangannya sebagai berikut:

 Pertengahan tahun 1965-an, OPS dan GPS dilebur menjadi satu dengan nama OPS Tekstil dengan beberapa bagian menurut jenisnya atau sub-sektornya, yaitu pemintalan (spinning); pertenunan (weaving); perajutan (knitting); dan penyempurnaan (finishing).

 Menjelang tahun 1970, berdirilah berbagai organisasi seperti Perteksi; Printer’s Club (kemudian menjadiTextile Club); perusahaan milik pemerintah (Industri Sandang, Pinda Sandang Jabar, Pinda Sandang Jateng, Pinda Sandang Jatim), dan Koperasi (GKBI, Inkopteksi).

 Tanggal 17 Juni 1974, organisasi-organisasi tersebut melaksanakan Kongres yang hasilnya menyepakati mendirikan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan sekaligus menjadi anggota API.

FASE PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKSTIL INDONESIA diawali pada tahun 1970-an industri TPT Indonesia mulai berkembang dengan masuknya investasi dari Jepang di sub-sektor industri hulu (spinning dan man-made fiber making). Adapun fase perkembangannya sebagai berikut:

 Periode 1970 – 1985, industri tekstil Indonesia tumbuh lamban serta terbatas dan hanya mampu memenuhi pasar domestik (substitusi impor) dengan segment pasar menengah-rendah.

 Tahun 1986, industri TPT Indonesia mulai tumbuh pesat dengan faktor utamannya adalah: (1) iklim usaha kondusif, seperti regulasi pemerintah yang efektif yang difokuskan pada ekspor non-migas, dan (2) industrinya mampu memenuhi standard kualitas tinggi untuk memasuki pasar ekspor di segmentpasar atas-fashion.

 Periode 1986 – 1997 kinerja ekspor industri TPT Indonesia terus meningkat dan membuktikan sebagai industri yang strategis dan sekaligus sebagai andalan penghasil devisa negara sektor non-migas. Pada periode ini pakaian jadi sebagai komoditi primadona.

 Periode 1998 – 2002 merupakan masa paling sulit. Kinerja ekspor tekstil nasional fluktuatif. Pada periode ini dapat dikatakan periode cheos, rescue, dan survival.

 Periode 2003 – 2006 merupakan outstanding rehabilitation, normalization, dan expansion (quo vadis?). Upaya revitalisasi stagnant yang disebabkan multi-kendala, yang antara lain dan merupakan yang utama: (1) sulitnya sumber pembiayaan, dan (2) iklim usaha yang tidak kondusif.

 Periode 2007 pertengahan – onward dimulainya restrukturisasi permesinan industri TPT Indonesia.

Sumber dan Bahan Bacaan.

1. Chamroel Djafri, “Gagasan Seputar Pengembangan Industri Dan Perdagangan TPT (Tekstil dan Produk Tekstil)”, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Cidesindo, Jakarta, 2003.

2. Gunadi, “Pengetahuan Dasar Tentang Kain-kain Tekstil dan Pakaian Jadi”, Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, Jakarta, 1984.

3. Benny Soetrisno, ”Perspektik & Tantangan Industri Tekstil Nasional Pasca Kuota, Implikasi & Urgensinya Terhadap Perbankan”, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jakarta, 2004.

4. Direktorat Jenderal Industri Tekstil Departemen Perindustrian Republik Indonesia, “Buku Petunjuk Industri Tekstil”, Jakarta, 1976.

5. Badudu-Zain, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.



FB-RSS Feed for Pangeran Pengupas Kacang

About Me

My photo
Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
#JUDULNYA_PESAN_SATUAN TANPA MINIMAL ORDER BOSS TERIMA PESANAN SATUAN/HIJIAN/1pcs doank. ¦ KAOS GAMBAR SUKA SUKA #SEPARASI_PAKE_SABLON_MANUAL #FULLCOLOR_DTG_PRINTED ¦ JAKET MOTOR MODEL SUKA SUKA ¦ FULLPRINT JERSEY DESAIN SUKA SUKA ¦ TOPI DESAIN SUKA SUKA #BORDEL & #POLYFLEX #DTG_PRINT #FULLPRINTING #SABLON_MANUAL #TRANSFER SEMUA TANPA MINIMAL ORDER..... YUUUU SIKANTONG TEBAL MERAPAT MAREEHHHH WA/CALL/SMS: 083826303081 BBPIN : 207BD550 / 59094852